Skip to main content

HAKIKAT NIAT, PUASA, ZAKAT DAN HAJI DIDALAM SHOLAT.

HAKIKAT NIAT, PUASA, ZAKAT DAN HAJI DIDALAM SHOLAT.
Berawal hakekat niat itu kepala Sholat, dan Al-Fatihah itulah hakekat tubuh Sholat, dan Tahayat itu adalah hati Sholat, dan salam itulah hakekat kaki tangan Sholat, oleh karena itu adalah menjadi satu perkara yang paling penting bagi kita memahaminya.
Adapun niat itu letaknya pada Martabat Alif. Yaitu pada SIR yang terkandung didalam Jasad, Taarad, Taawud dan Ta'ayin dan juga niat itu letaknya pada Maqam Ahadiyat ataupun pada Maqam Wahidiyat yaitu suatu keadaan nyata di dalam tidak nyata, oleh karena itu untuk menyatakan apa yang nyata pada Maqam itu maka perlulah dinyatakan dengan perbuatan (Af'al)
Bahwa pada hakekatnya didalam sholat itu telah terkumpul semua rukun islam yang lima yaitu dalam huruf ALHAMDU.

Bermula hakekat syahadat didalam Sholat itu adalah terdapat didalam Tahiyat Awal dan Tahiyat Akhir dalam Sholat itu sendiri. Kita pun sering melafazkan kalimah syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul tersebut didalam 5 waktu pada 17 rakaat kita Sholat sebanyak 9 kali.
Ini maksudnya membuat penyaksian terhadap 9 wajah diri kita, kita mengakui bahwa tiada bagi kita untuk mensyirikkan diri kita dengan Allah SWT. Kita juga mengakui bahwa kita tidak mungkin mensyirikkan Allah dengan yang lain dari pada Allah. Maka nyatalah syahadat itu didalam sholat.

Adapun hakekat Sholat didalam Sholat adalah hakekat pada perbuatan penyaksian kita terhadap diri batin kita dan diri zahir kita didalam acara Sholat tersebut.
Sesungguhnya penyaksian terhadap diri batin dan diri zahir itu hakekat pengertian dan pujian hati antara Dzat dan Sifat, pujian antara diri dengan Empunya diri.
Sementara hakekat puasa didalam Sholat adalah meliputi seluruh Sholat tersebut, dimana didalam sembahyang kita tidak boleh makan, tidak boleh minum, bahkan seluruh anggota zahir dan batin berpuasa, maka kita berpuasa telinga kita, berpuasa mata kita, berpuasa hati kita, berpuasa … dan semuanya berpuasa.
Sesungguhnya didalam acara Sholat itulah keadaan berpuasa yang sebenarnya.

Adapun hakekat zakat didalam Sholat itu membawa makna pembersihan hati dari pada syirik dengan Allah SWT. Didalam acara Sholat kita beberapa kali berikrar bahwa kita tidak akan sekali-kali syirik dengan Allah,
sebagaimana kita berkata :
Innassholati Wanussuki Wamahyaya Wamamati Lillahi Rabbil Alamin
Artinya :
"Sesungguhnya sholatku, hidupku, matiku hanya bagi Allah Tuhan Semesta Alam".

Tidak ada sekutu baginya karena itu aku rela diperintah, dan aku ini adalah termasuk golongan orang-orang yang islam.
Disamping itu kita berkata :
Iyyaka Na’budu Waiyyaka Nasytain
Artinya :
"Kepada Engkau aku menyembah dan kepada Engkau aku minta pertolongan"
Oleh karena itu jelaslah bahwa didalam Sholat tersebut tersirat dan tersurat suatu pengertian zakat yang harus dipahami oleh kita semua.

Bagaimana hakekat haji didalam Sholat ?
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ketika kita menyebut ibadah haji maka sudah tentu kita membayangkan ka'bah.
Haji adalah dimana seluruh manusia menuju ke satu arah yaitu ka'bah . Begitu pula dalam Sholat, dimana Sholat semua orang menuju kearah yang satu yaitu ka'bah. Didalam ibadah haji manusia semua sama derajatnya, kaya, miskin, alim, jahat, sihitam, siputih semua sama, memakai pakaian yang sama di Padang Arafah (ketika wukuf).

Maka pada hakekatnya didalam sembahyang tidak ada yang kaya, yang miskin, semua menghadap yang sama dan semua perbuatan adalah harus dibuat sama, semuanya tunduk kepada Allah Tuhan semesta alam. Jikalau didalam ibadah haji ada tawaf di Baitullah sebanyak 7 keliling. maka didalam hakekat sholat juga ada, tawaf itu letaknya pada Al Fatihah karena Al Fatihah mengandung 7 ayat yang meliputi pada 7 lapis susunan jasad manusia
Semoga bermanfaat...
Asalamualaikum
Salam Rahayu

Comments

Popular posts from this blog

CAHAYA DIATAS CAHAYA

CAHAYA DIATAS CAHAYA HATI mu adalah sebuah CERMIN yang mengkilap... Engkau harus menggosoknya bersih dari debu yang berkumpul menutupi diatasnya, agar dapat memantulkan CAHAYA dari RAHASIA ILAAHI. -Ketika Cahaya (NUR) ALLAH mulai bersinar didalam HATI mu, maka PELITA HATI akan menjadi bercahaya... -Kemudian didalam HATI itu, sorotan cahaya PENEMUAN ILAAHI akan muncul... -Kemudian PELITA KEBIJAKAN akan bercahaya oleh dirinya sendiri... -Jika cahaya dari rahasia-rahasia ILAAHI telah BERSINAR, maka langit malam (kegelapan) rahasia-rahasia itu akan menyala terang dengan ribuan bintang-bintang... Jika pelita dari rahasia-rahasia ILAAHI dinyalakan didalam BATHIN mu maka (pelita rahasia) yang lain akan segera datang secara sekaligus maupun sedikit demi sedikit Langit gelap (kebodohan) akan bercahaya oleh kehadiran ILAAHI dan KEDAMAIAN serta KEINDAHAN bulan purnama akan muncul dari cakrawala memancarkan "CAHAYA DIATAS CAHAYA" Kemudian engkau akan melihat

Takkala kurenungi pribadi-ku

Takkala kurenungi pribadi-ku, lalu "Aku" membuat pemecahan sendiri "A-ku"- "badan-ku"- "Diri-ku" Jika diambil dari huruf Al'quran adalah "A-na". Namun terdiri dari tiga huruf yaitu: 1.Alif (Al-haqqu minallah), yakni yang Haq dari Allah (Nugrah Allah) 2.Nun dan Alif (Nurulloh) Dapat saja diselaraskan antara "A-na" dengan "A-ku" "A" datang daripada Allah "Ku" Badan dijadikan dari tanah,Diri mendatang kemudian, yang merupakan "Cholqun-Achor" Mula pertama aku dijadikan sampai berupa dan bertampan dan berwujud oleh Yang Maha Kuasa, dijadikan dari tanah itulah Badan-ku. Itulah pengertian "Lembaga Adam. Yang kemudian ditiupkan kedalamnya (dalam batang tubuh) akan "Ruh". Yang meniupkan Tuhan, maka ter-Diri-lah "A-ku". Yang mendirikan Allah, dan ber-Diri-lah "A-ku" dengan sendirinya. Dengan adanya "Aku" maka hid

DZIKIR NAFAS

DZIKIR NAFAS Dzikir Nafas yang Khusyuk adalah tatacara untuk memasuki beberapa lapis dari dimensi Alam Ruhani, Dzikir yang dikerjakan seperti layaknya Mi'raj yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw.. Kita berusaha merasakan kehadiran Allah dalam Diri dan menghadap-Nya, Jika di Dunia saja kita tidak pernah merasakan kedalaman batin semacam ini, bagaimana mungkin berkesempatan melihat Wajah-Nya  di Alam Akhirat, Mari Menggali potensi dan daya ruhani kita selagi ada kesempatan Rasulullah SAW bersabda : "Kalian akan melihat Tuhan kalian, seperti kalian melihat bulan pada malam purnama" (HR. Al-Bukhari) Allah memiliki Surga yang di dalamnya tidak ada bidadari dan istana, tanpa madu dan susu, Kenikmatan di Surga itu hanya satu, yaitu Melihat Dzat Allah Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT, "Wajah-wajah (orang-orang Mu’min) pada hari itu berseri-seri, Kepada TuhanNyalah mereka melihat" (QS. Al-Qiyamah : 22-23) Syekh Abdul Qadir Al-Jailan