Skip to main content

DIANTARA NAFI DAN ISBAT

DIANTARA NAFI DAN ISBAT
Wahai Diri, ketahuilah bahwa Zikir LAA ILLAAHA ILLALLAH adalah Zikir Isbat, sedangkan yang dikatakan Nafi itu adalah dengan Engkau Menafikan diri Zahirmu ini tidak mempunyai hak atas sesuatu kecuali nyatanya hak Allah semata-mata
LA HAYYUN, LA ILMU, LA SAMIUN, LA BASHIRUN, LA KADIRUN, LA MURIDUN, LA MUTTAKALLIMUN itu untukmu, BILHAKKI ILLALLAH karena semuanya Hak Allah semata-mata bukan hakmu
Berawal LA itu adalah Nafi bagi Diri Zahirmu dengan satu pegangan Tubuh Zahir ini bukan Tubuh Engkau kecuali di Isbatkan dengan ILLA Yaitu menyatakan dengan suatu pegangan penyaksian yang mutlak bahwa yang Wujud pada Diri Zahirmu ini adalah yang Mengisbatkan kepada ILLALLAH Jadi bila dikatakan ILLALLAH berarti Engkau menyatakan dengan satu penyaksian yang mutlak bahwa diri batinmu itu adalah hanya Allah semata-mata
Adapun Zikir ALLAH adalah Zikir Asma' dan sesungguhnya yang dikatakan zikir Asma' itu adalah karena nama ALLAH yang ber-Sifat dan ber-Dzat itu nyata meliputi pada seluruh Alam Zahir dan Alam Kabir Yaitu pada dirimu dan Alam Semesta
Semuanya tiada teruang sedikitpun kecuali samad dengan Dzat, Sifat, Asma, dan Af'al Allah semata-mata,
Seperti firmannya : WALILLAHI MASYRIKU WAL MAGRIBU WA’AINAMA TUALLU FASYAMMA WAJHULLAH
"Sesungguhnya milikku itu dari mashrik dan maghrib, dimana saja engkau menghadap disitulah engkau akan melihat wajahku

Oleh karena itu bila engkau melafazkan ALLAH maka dengan secara otomatis pada hakikatnya engkau menyaksikan bahwa semua yang wujud ini adalah Allah semata-mata, tiada yang lain hanya Allah Yaitu SYUHUDUL WAHDAHU FI KASYRATIN Artinya Saksikanlah pada yang satu itu kepada yang banyak
Adapun zikir ALLAH HU itu adalah Zikir SIFAT, Zikir ini adalah ber-konsepkan SYUHUDUL KASRATIN FI WAHDAH Artinya Saksikanlah pada yang banyak kepada yang satu Yaitu dengan memahami apa jua yang ada, apa jua yang berlaku, dan apa jua yang terjadi adalah daripada SUMBER yang satu yaitu Aku jua yang meliputi pada Dzat, Sifat, Asma, dan Af'al-Mu
Disini bila dilafazkan ALLAH HU maka berarti hilangnya segala yang Zahir dan nyata-lah segala yang Batin Yaitu Allah jua
Adapun zikir A HU adalah Zikir DZAT atau dinamakan juga Zikir Makrifat, Zikir ini ber-konsepkan kepada SYUHUDUL WAHDAHU FI WAHDAH Artinya Saksikanlah pada yang satu didalam yang satu
Dan Sesungguhnya maksud saksikanlah pada yang satu didalam yang satu adalah dengan cara berkonsepkan penyaksian yang satu dari yang satu yaitu semuanya daripada Aku dan kembali kepada Aku, bukan kembali kepada Allah, karena Allah itu adalah nama bagiku,
INNA LILLAHI WAINNA ILLAIHI ROJIU'N Artinya Semuanya dari Allah dan harus kembali kepada Allah

Dzat itu daripada Dzat yang satu,
Sifat itu daripada Sifat yang satu,
Asma itu daripada Asma yang satu,
Af'al itu didalam Af'al yang satu jua,
Jadi.. Zat Sifat, Asma, dan Af'al itu adalah Allah jua meliputi Semesta Alam

Sesungguhya semua yang Wujud dan Zahir adalah dari pada yang satu dan sebenarnya memang satu dan tidak disekutukan dengan yang lain daripada yang satu
Bahwasanya Allah menzahirkan Sifatnya untuk menyatakan Dzatnya dan menzahirkan Af'alnya untuk menguji Sifat dan menzahirkan Asmanya semata-mata untuk menyatakan Sifat Af'al dan Dzatnya, Tidak ada sebab lain Allah menzahirkan segala-galanya melainkan untuk dirinya jua
Setelah engkau menyentuh dan memahami tentang konsep ZIKIR tersebut maka engkau harus juga membicarakan tentang petuah-petuah dan adab-adab berzikir supaya zikir yang dilafazkan itu akan mencapai tujuan untuk membersihkan hatimu dengan Allah
Perlu untuk ditegaskan disini bahwa sesuatu zikir yang dikerjakan tanpa mengikuti adab dan petuah-petuah berzikir niscaya zikir tersebut akan menjadi sia-sia karena tidak mencapai hakikat zikir yang sebenarnya

Comments

Popular posts from this blog

CAHAYA DIATAS CAHAYA

CAHAYA DIATAS CAHAYA HATI mu adalah sebuah CERMIN yang mengkilap... Engkau harus menggosoknya bersih dari debu yang berkumpul menutupi diatasnya, agar dapat memantulkan CAHAYA dari RAHASIA ILAAHI. -Ketika Cahaya (NUR) ALLAH mulai bersinar didalam HATI mu, maka PELITA HATI akan menjadi bercahaya... -Kemudian didalam HATI itu, sorotan cahaya PENEMUAN ILAAHI akan muncul... -Kemudian PELITA KEBIJAKAN akan bercahaya oleh dirinya sendiri... -Jika cahaya dari rahasia-rahasia ILAAHI telah BERSINAR, maka langit malam (kegelapan) rahasia-rahasia itu akan menyala terang dengan ribuan bintang-bintang... Jika pelita dari rahasia-rahasia ILAAHI dinyalakan didalam BATHIN mu maka (pelita rahasia) yang lain akan segera datang secara sekaligus maupun sedikit demi sedikit Langit gelap (kebodohan) akan bercahaya oleh kehadiran ILAAHI dan KEDAMAIAN serta KEINDAHAN bulan purnama akan muncul dari cakrawala memancarkan "CAHAYA DIATAS CAHAYA" Kemudian engkau akan melihat

Takkala kurenungi pribadi-ku

Takkala kurenungi pribadi-ku, lalu "Aku" membuat pemecahan sendiri "A-ku"- "badan-ku"- "Diri-ku" Jika diambil dari huruf Al'quran adalah "A-na". Namun terdiri dari tiga huruf yaitu: 1.Alif (Al-haqqu minallah), yakni yang Haq dari Allah (Nugrah Allah) 2.Nun dan Alif (Nurulloh) Dapat saja diselaraskan antara "A-na" dengan "A-ku" "A" datang daripada Allah "Ku" Badan dijadikan dari tanah,Diri mendatang kemudian, yang merupakan "Cholqun-Achor" Mula pertama aku dijadikan sampai berupa dan bertampan dan berwujud oleh Yang Maha Kuasa, dijadikan dari tanah itulah Badan-ku. Itulah pengertian "Lembaga Adam. Yang kemudian ditiupkan kedalamnya (dalam batang tubuh) akan "Ruh". Yang meniupkan Tuhan, maka ter-Diri-lah "A-ku". Yang mendirikan Allah, dan ber-Diri-lah "A-ku" dengan sendirinya. Dengan adanya "Aku" maka hid

DZIKIR NAFAS

DZIKIR NAFAS Dzikir Nafas yang Khusyuk adalah tatacara untuk memasuki beberapa lapis dari dimensi Alam Ruhani, Dzikir yang dikerjakan seperti layaknya Mi'raj yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw.. Kita berusaha merasakan kehadiran Allah dalam Diri dan menghadap-Nya, Jika di Dunia saja kita tidak pernah merasakan kedalaman batin semacam ini, bagaimana mungkin berkesempatan melihat Wajah-Nya  di Alam Akhirat, Mari Menggali potensi dan daya ruhani kita selagi ada kesempatan Rasulullah SAW bersabda : "Kalian akan melihat Tuhan kalian, seperti kalian melihat bulan pada malam purnama" (HR. Al-Bukhari) Allah memiliki Surga yang di dalamnya tidak ada bidadari dan istana, tanpa madu dan susu, Kenikmatan di Surga itu hanya satu, yaitu Melihat Dzat Allah Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT, "Wajah-wajah (orang-orang Mu’min) pada hari itu berseri-seri, Kepada TuhanNyalah mereka melihat" (QS. Al-Qiyamah : 22-23) Syekh Abdul Qadir Al-Jailan