Skip to main content

Qalbun Salim Bil Makrifatillah


Qalbun Salim Bil Makrifatillah
Makrifatullah : Jalan Keselamatan Diri Dunia Akhirat Firman Allah dalam surah (az-Zumar:9)
"Adakah sama orang jahil dengan orang yang berilmu?"

"Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguhmenuju Rabbmu, maka kamu pasti akan menemui-Nya."
(QS. Al Insyiqaq: 6)

"Hari yang padanya harta benda dan anak-pinak tidak dapat memberikan pertolongan sesuatu apapun, Kecuali orang-orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang selamat sejahtera ;
(Asy-Syu'araa [26] : 88 - 89)

Menurut ahli Tasawuf, berilmu yang dimaksudkan di sini ialah Ilmu Makrifatullah.
Inilah ilmu yang paling utama dan penyelamat bagi manusia. Mengenal Allah secara ilmu dzahir adalah sebagai pengenalan awal kepada diriNya sedangkan pengenalan melalui cahaya hati (batin) adalah pengenalan yang hakiki.

Hati yang bersih akan tersingkap baginya pelbagai rahasia ketuhanan.
Semakin ia bersih, semakin memancarlah makrifat pada hatinya.

Hati yang memancar ini adalah hati yang melalui proses ilmu, ibadah dan mujahadah yang istiqamah serta pensucian diri lahir batin.
Mereka yang tersingkap kepadanya rahasia ihsan (sentiasa melihat Allah atau Allah melihatnya).

imannya tidak perlu kepada dalil atau bukti untuk membuktikan wujud Tuhan. Ini karena hatinya sentiasa melihat Allah di dalam pandangan dan pendengarannya di mana saja ia berada.
Firman Allah : "Dimana kamu hadap di situlah wajah Allah SWT." (Al-Baqarah : 115)

Hati yang bersih dari segala hijab keduniaan dan nafsu akan melihat dan merasai ayat-ayat Allah dengan pandangan hakikat. Inilah kasyaf yang hakiki di mana hatinya dapat menangkap rahasia ayat-ayat Allah dengan penglihatan yang Haqq.
Firman Allah: "Sesungguhnya tidaklah menyentuh Al-Quran itu melainkan mereka yang suci…"
Ayat ini ditafsir dengan maksud bahwa ayat-ayat Allah tidak akan berada dalam jiwa yang kotor. Bacaan mereka hanyalah di lidah, bukannya di hati. Ilmu mereka hanyalah di akal tapi tidak di hati.
Tanyalah diri sendiri, bagaimanakah perasaanmu bila membaca ayat :
"Dan Dia (Allah) bersama kamu di mana kamu berada." (al-Hadid : 4)

Kalau hati kamu keras dan tidak merasa apa-apa, ayat di atas hanyalah sekadar suatu maklumat pada akalmu saja. Dan apabila hal keTuhanan berada pada akal, ia akan hilang apabila kamu berfikir pada perkara yang lain pula. Tetapi jika hatimu bersih, ayat ini dapat dirasai dan dilihat dengan pandangan cahaya hati sehingga merasai kebersamaan dengan Allah di mana saja berada.
Mereka yang mengingati Allah dalam penghayatan dan penglihatan akan merasai kelazatan iman dan makrifat yang tidak terhingga. Allah adalah kekasihnya dan ia meninggalkan apa jua yang boleh melalaikan ia dengan Allah. Allah adalah yang dirindui dan ia menjadi perindu, Allah menjadi pujaan dan ia sebagai pemuja.
Siapa yang mengenal Tuhan, ia akan mencintai Tuhan dan leburlah segala keindahan yang lain. Sesiapa yang mengenal Tuhan, tiadalah ia resah gelisah dengan apa jua yang menimpanya. Memancar pada hatinya sifat kecintaan, keyakinan, ketakwaan, kerinduan dan ia mendapat perlindungan dari Allah SWT.
Ini disebabkan hatinya senantiasa bercahaya dengan dzikrullah dan Allah memberi pengakuan dengan firmanNya :
"Dan ingatlah kepada-Ku, nescaya Aku ingat kepadanya…"
(al-Baqarah : 152)

Apabila Allah mengingatinya, niscaya hatinya dipenuhi dengan cahaya kebenaran dan terhapuslah cahaya kebatilan yang datang dari syaitan.
Firman Allah : "Apabila datangnya kebenaran (Haq) akan terhapuslah kebatilan" (Al-Isra : 81)

Comments

Popular posts from this blog

CAHAYA DIATAS CAHAYA

CAHAYA DIATAS CAHAYA HATI mu adalah sebuah CERMIN yang mengkilap... Engkau harus menggosoknya bersih dari debu yang berkumpul menutupi diatasnya, agar dapat memantulkan CAHAYA dari RAHASIA ILAAHI. -Ketika Cahaya (NUR) ALLAH mulai bersinar didalam HATI mu, maka PELITA HATI akan menjadi bercahaya... -Kemudian didalam HATI itu, sorotan cahaya PENEMUAN ILAAHI akan muncul... -Kemudian PELITA KEBIJAKAN akan bercahaya oleh dirinya sendiri... -Jika cahaya dari rahasia-rahasia ILAAHI telah BERSINAR, maka langit malam (kegelapan) rahasia-rahasia itu akan menyala terang dengan ribuan bintang-bintang... Jika pelita dari rahasia-rahasia ILAAHI dinyalakan didalam BATHIN mu maka (pelita rahasia) yang lain akan segera datang secara sekaligus maupun sedikit demi sedikit Langit gelap (kebodohan) akan bercahaya oleh kehadiran ILAAHI dan KEDAMAIAN serta KEINDAHAN bulan purnama akan muncul dari cakrawala memancarkan "CAHAYA DIATAS CAHAYA" Kemudian engkau akan melihat

Takkala kurenungi pribadi-ku

Takkala kurenungi pribadi-ku, lalu "Aku" membuat pemecahan sendiri "A-ku"- "badan-ku"- "Diri-ku" Jika diambil dari huruf Al'quran adalah "A-na". Namun terdiri dari tiga huruf yaitu: 1.Alif (Al-haqqu minallah), yakni yang Haq dari Allah (Nugrah Allah) 2.Nun dan Alif (Nurulloh) Dapat saja diselaraskan antara "A-na" dengan "A-ku" "A" datang daripada Allah "Ku" Badan dijadikan dari tanah,Diri mendatang kemudian, yang merupakan "Cholqun-Achor" Mula pertama aku dijadikan sampai berupa dan bertampan dan berwujud oleh Yang Maha Kuasa, dijadikan dari tanah itulah Badan-ku. Itulah pengertian "Lembaga Adam. Yang kemudian ditiupkan kedalamnya (dalam batang tubuh) akan "Ruh". Yang meniupkan Tuhan, maka ter-Diri-lah "A-ku". Yang mendirikan Allah, dan ber-Diri-lah "A-ku" dengan sendirinya. Dengan adanya "Aku" maka hid

DZIKIR NAFAS

DZIKIR NAFAS Dzikir Nafas yang Khusyuk adalah tatacara untuk memasuki beberapa lapis dari dimensi Alam Ruhani, Dzikir yang dikerjakan seperti layaknya Mi'raj yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw.. Kita berusaha merasakan kehadiran Allah dalam Diri dan menghadap-Nya, Jika di Dunia saja kita tidak pernah merasakan kedalaman batin semacam ini, bagaimana mungkin berkesempatan melihat Wajah-Nya  di Alam Akhirat, Mari Menggali potensi dan daya ruhani kita selagi ada kesempatan Rasulullah SAW bersabda : "Kalian akan melihat Tuhan kalian, seperti kalian melihat bulan pada malam purnama" (HR. Al-Bukhari) Allah memiliki Surga yang di dalamnya tidak ada bidadari dan istana, tanpa madu dan susu, Kenikmatan di Surga itu hanya satu, yaitu Melihat Dzat Allah Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT, "Wajah-wajah (orang-orang Mu’min) pada hari itu berseri-seri, Kepada TuhanNyalah mereka melihat" (QS. Al-Qiyamah : 22-23) Syekh Abdul Qadir Al-Jailan