Skip to main content

KELAMBU DIRI

KELAMBU DIRI
Wahai diri Kembalilah Ke Langit, Setiap saat sebuah seruan dari langit menyapa inti jiwa mu, Sampai kapan engkau melekat ke bumi, seperti buih, maka Naiklah ke langit
Jiwamu yang berat tetap lekat menempel bagai buih, hanya jika dimurnikan ia dapat mengalir ke atas, Jika engkau tidak terus-menerus mengaduk tanah-liat, air itu akan perlahan menjernih, dan buihnya bercahaya, maka sakit jiwa mu itu akan terobati
Seperti obor, hanya lebih banyak asapnya daripada apinya, asapnya menyebar kesana kemari, sehingga ruang di dalam jasmani mu, tempat jiwa mu terpenjara, tidak lagi bersinar, Jika engkau hilangkan asapnya, kau dapat nikmati kembali nyala api obor, tempat mu di semesta ini, dan semesta-semesta mendatang, akan terang oleh cahaya mu itu
Jika kau menatap pada air yang keruh, tak kelihatan disitu rembulan atau langit, matahari dan rembulan menghilang ketika kegelapan menyelimuti udara, dari utara angin bertiup menyibak udara hingga jernih, datangnya pada fajar hari, usapannya melapangkan dada, Tiupan ruhaniyah melegakan dada, menyingkirkan semua kesedihan, biarkanlah nafas mu berhenti barang sejenak, agar fana' menggenggam, jiwa lebur dalam ketiadaan
Sang Jiwa mu itu adalah warga asing, pendatang di bumi ini, selalu rindu pada semesta ketiadaan, sambil heran mendapati jiwa hewaniyah, begitu senang merumput di padang alam dunia,
Wahai Jiwa murni yang mulia, sampai kapan engkau tinggal disini?

Engkaulah sang diri, kembalilah penuhi isyarat panggilan Sang Penguasa, agar tenang dan damainya jiwamu, inilah doa kunci untuk mu kembali, maka amalkanlah ia hingga kepenghujung desah nafas mu
"TidurKu Saudaranya Mati, NyawaKu Serah Pada Ilahi, Nafas Ku Kun Dzat Dzaitullah, Sifatku Kalam Allah Terjadi, Aku Nyenyak Dalam Kelambu Diri, Aku Ghaib Dalam Kalimah "Laa Ilaaha Illaallah Muhammadur Rasulullah"
Asalamualaikum...

Comments

Popular posts from this blog

CAHAYA DIATAS CAHAYA

CAHAYA DIATAS CAHAYA HATI mu adalah sebuah CERMIN yang mengkilap... Engkau harus menggosoknya bersih dari debu yang berkumpul menutupi diatasnya, agar dapat memantulkan CAHAYA dari RAHASIA ILAAHI. -Ketika Cahaya (NUR) ALLAH mulai bersinar didalam HATI mu, maka PELITA HATI akan menjadi bercahaya... -Kemudian didalam HATI itu, sorotan cahaya PENEMUAN ILAAHI akan muncul... -Kemudian PELITA KEBIJAKAN akan bercahaya oleh dirinya sendiri... -Jika cahaya dari rahasia-rahasia ILAAHI telah BERSINAR, maka langit malam (kegelapan) rahasia-rahasia itu akan menyala terang dengan ribuan bintang-bintang... Jika pelita dari rahasia-rahasia ILAAHI dinyalakan didalam BATHIN mu maka (pelita rahasia) yang lain akan segera datang secara sekaligus maupun sedikit demi sedikit Langit gelap (kebodohan) akan bercahaya oleh kehadiran ILAAHI dan KEDAMAIAN serta KEINDAHAN bulan purnama akan muncul dari cakrawala memancarkan "CAHAYA DIATAS CAHAYA" Kemudian engkau akan melihat

Takkala kurenungi pribadi-ku

Takkala kurenungi pribadi-ku, lalu "Aku" membuat pemecahan sendiri "A-ku"- "badan-ku"- "Diri-ku" Jika diambil dari huruf Al'quran adalah "A-na". Namun terdiri dari tiga huruf yaitu: 1.Alif (Al-haqqu minallah), yakni yang Haq dari Allah (Nugrah Allah) 2.Nun dan Alif (Nurulloh) Dapat saja diselaraskan antara "A-na" dengan "A-ku" "A" datang daripada Allah "Ku" Badan dijadikan dari tanah,Diri mendatang kemudian, yang merupakan "Cholqun-Achor" Mula pertama aku dijadikan sampai berupa dan bertampan dan berwujud oleh Yang Maha Kuasa, dijadikan dari tanah itulah Badan-ku. Itulah pengertian "Lembaga Adam. Yang kemudian ditiupkan kedalamnya (dalam batang tubuh) akan "Ruh". Yang meniupkan Tuhan, maka ter-Diri-lah "A-ku". Yang mendirikan Allah, dan ber-Diri-lah "A-ku" dengan sendirinya. Dengan adanya "Aku" maka hid

DZIKIR NAFAS

DZIKIR NAFAS Dzikir Nafas yang Khusyuk adalah tatacara untuk memasuki beberapa lapis dari dimensi Alam Ruhani, Dzikir yang dikerjakan seperti layaknya Mi'raj yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw.. Kita berusaha merasakan kehadiran Allah dalam Diri dan menghadap-Nya, Jika di Dunia saja kita tidak pernah merasakan kedalaman batin semacam ini, bagaimana mungkin berkesempatan melihat Wajah-Nya  di Alam Akhirat, Mari Menggali potensi dan daya ruhani kita selagi ada kesempatan Rasulullah SAW bersabda : "Kalian akan melihat Tuhan kalian, seperti kalian melihat bulan pada malam purnama" (HR. Al-Bukhari) Allah memiliki Surga yang di dalamnya tidak ada bidadari dan istana, tanpa madu dan susu, Kenikmatan di Surga itu hanya satu, yaitu Melihat Dzat Allah Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT, "Wajah-wajah (orang-orang Mu’min) pada hari itu berseri-seri, Kepada TuhanNyalah mereka melihat" (QS. Al-Qiyamah : 22-23) Syekh Abdul Qadir Al-Jailan