Skip to main content

TAHALLI TAKHOLI TAJALLI

TAHALLI TAKHOLI TAJALLI
Dalam tataran keilmuan tasawuf, kita mengenal adanya Tiga hal pokok perjalanan. Tahalli - takholli - tajalli
Pembersihan , pengisian , pengejahwantahan.

Pada dasarnya Tahalli merupakan Pembersihan dari sifat sifat buruk
Takholli merupakan pengisian diri dengan sikap2 yang baik
Tajalli merupakan pengejahwantahan tuhan dalam diri manusia

Selama ini, proses ini cukup lama karena dipahami secara terpisah pisah.
Sebenarnya hal ini sangat sederhana dan mudah jika kita jalani secara bulat total.
Padahal kebulatan dari proses ini adalah utuh tanpa terpisah pisah satu sama lainnya.

Dzikir Nafas level-1 :
Di mana kita hanya mengamati keluar dan masuknya nafas secara istiqomah,
Anda sadar ataupun tidak, tahap ini akan memproses diri kita untuk berbersih diri berTahalli. Saktinya, disini bukan kita yang berbersih, melainkan dibersihkan oleh Allah. Sebagaimana nafas ketika kita amati dengan seksama, ternyata nafas itu bukan kita yang bernafas sesungguhnya. Tapi Allah yang menafaskan kita. Tidak ada peran kita sama sekali dalam proses bernafas. Sangat murni dan nyata Allah lah yang menafaskan kita.
Nah inilah dimana ketika kita sadar bahwa diri kita tidak memiliki peran apapun terhadap diri kita. Proses penyucian dari Allah itu berlangsung otomatis.

Dzikir Nafas tingkat-2 & level-3 atau "Takholli" Berada pada tahap ini. Setelah kosong, sunyi dari berbagai macam prasangka, pemikiran, nafsu dlsb di level-1, maka jangan biarkan kosong terus terusan.
Isi kekosongan itu dengan kesadaran ilahiah. Ketika nafas masuk, barengi dengan dzikir Huu... Dan ketika nafas keluar barengi dengan dzikir Allah.
Kemudian setelah cukup mudah mengiringi nafas dengan dzikir huu Allah secara berlanjut.
Kemudian ketika dzikir huu, gerakkan jiwa anda menuju Allah yang tak terbatas, dan begitu pula ketika mendzikirkan Allah, pasrahkan jiwa (diri) anda kepada Allah yang maha luas tidak terbatas..

Dzikir nafas (Level-3)
Ini adalah proses penyadaran diri atas eksistensi Allah. Dalam tahap ini, proses Takholli sebagaimana yang sudah disinggung di atas itu akan bekerja secara otomatis. Sikap buruk mulai terlebur di level-1, dan berlanjut pada pembentukan karakter sikap yang toyyib, karimah baik secara lahir bathin secara otomatis diberlakukan pada level-2 dan level-3 ini.

Dzikir Nafas (Level 4)
Selanjutnya adalah Tajalli. Yang mana hal ini merupakan hak khusus milik Allah terhadap pengejahwantahan diriNya kepada hamba - hambaNya yang telah melakukan perjalanan spiritual (suluk) -yang dimulai dari level {tahap} 1 sampai 3..

Banyak dari pelaku Dzikir Nafas yang diberikan Tajalli af'al dan sifat oleh Allah. Sesiapa yang ditajallikan oleh Allah, dia akan mewakili Sifat dan Af'al-Nya. Tiba tiba saja ia bisa melihat hal hal yang terjadi di bentangan ruang dan waktu yang mustahil dijangkau secara logika. Atau yang dilimpahi sifat Al-hadi atau Ar-rosyid.
Apa pun yang ia ucapkan akan menjadikan pencerahan hikmah pada sesiapa saja yang mendengarnya.

Namun sekali lagi.... Tajalli itu hak mutlak Allah, kita tak perlu mengidamkannya. Peran kita yang sangat pasti dan perlu adalah istiqomah menjalankan level 1 s/d 3. Level 4 akan otomatis diberikan oleh Allah kepada hamba hambaNya yang bersungguh sungguh berjalan kehadiratnya...
Semoga bermanfaat...
Assalamualaikum
Salam Rahayu 


Comments

Popular posts from this blog

CAHAYA DIATAS CAHAYA

CAHAYA DIATAS CAHAYA HATI mu adalah sebuah CERMIN yang mengkilap... Engkau harus menggosoknya bersih dari debu yang berkumpul menutupi diatasnya, agar dapat memantulkan CAHAYA dari RAHASIA ILAAHI. -Ketika Cahaya (NUR) ALLAH mulai bersinar didalam HATI mu, maka PELITA HATI akan menjadi bercahaya... -Kemudian didalam HATI itu, sorotan cahaya PENEMUAN ILAAHI akan muncul... -Kemudian PELITA KEBIJAKAN akan bercahaya oleh dirinya sendiri... -Jika cahaya dari rahasia-rahasia ILAAHI telah BERSINAR, maka langit malam (kegelapan) rahasia-rahasia itu akan menyala terang dengan ribuan bintang-bintang... Jika pelita dari rahasia-rahasia ILAAHI dinyalakan didalam BATHIN mu maka (pelita rahasia) yang lain akan segera datang secara sekaligus maupun sedikit demi sedikit Langit gelap (kebodohan) akan bercahaya oleh kehadiran ILAAHI dan KEDAMAIAN serta KEINDAHAN bulan purnama akan muncul dari cakrawala memancarkan "CAHAYA DIATAS CAHAYA" Kemudian engkau akan melihat

PUNCAK TERTINGGI

PUNCAK TERTINGGI Puncak tertinggi adalah mengenal Allah. Allah itu Ada, dan untuk mencari yang "Ada" seseorang salik itu perlu mati yakni "mati sebelum mati" dengan itu tidaklah ia asyik dengan angan-angan kosong dan khayalan saja. Salik dan dunia ini hanya wujud dalam fikiran. bagaimana pun ia tiada hakikat-nya. kedua-duanya semata-mata KOSONG. Sesuatu yang kosong tidak dapat menyampaikan kepada yang Ada. Oleh karena itu mencari yang Ada, daripada sesuatu yang tidak ada. adalah sesuatu yang sia-sia. Karena yang tidak ada tidak berupaya menzahirkan yang Ada. Sebalik-nya Yang "Ada" lah yang mewujudkan sgala sesuatu "yang tidak ada" Harus KOSONG kepada yang ADA, karna Dzat yang ghaib lagi ghaib itu selama-lamanya tidak akan ada kenyataan-nya, akan tetapi ada penzahiran sifat-sifatNya, terutama-nya kepada salik yang mukmin, yakni salik yang mengenal-nya. Si salik hanya menjadi pernyataan tajali Dzat yang ghaibul ghaib. Da

RAHMAN DAN RAHIM-NYA

RAHMAN DAN RAHIM-NYA "BA" itu adalah huruf yang membentuk mangkok, di mana titik pertama permulaan di namakan "AR-RAHMAN", dan di sinilah yang di namakan "KUN" Kun artinya jadilah, dan adapun titik terakhir di namakan "AR-RAHIM", dan inilah yang di namakan "FAYAKUN), yang artinya maka terjadilah. Kembali bilamana titik pertama yang mengawali-nya mempunyai sifat rahman dan titik akhir-nya adalah sifat RAHIM-NYA maka di katakan itu kebenaran bahkan melampaui kebenaran itu, Lalu kenapa yang buruk itu sering kita kaitkan dengan Allah padahal RAHMAN dan RAHIM itu bukanlah sesuatu yang buruk Perlu di sadari dari huruf ALIF GHAIB menyatakan diri pada huruf ALIF NYATA (jasad), itu merupakan cerita Allah, bagaimana Allah menciptakan manusia menjadi khalifah di bumi dengan bermodalkan hati sebagai tempat menampung ilmu Allah Ke kanan ia bersifat RAHMAN Ke kiri ia bersifat RAHIM Ke atas ia BERHABLU MINALLAH Ke bawah ia BERHABLU