“
Segala Puji bagi Allah semata yang telah memuliakan Anak cucu Adam (Manusia)
dan memilih dari jumlah manusia itu sejumlah Ulama-ulama. Dan Allah memilih
pula dari golongan itu mereka yang zahid. Para AhliHikmat dan Para Ahli
Karomah.
Allah
utamakan dari golongn-glongan tersebut mereka yang Arifin (Ahli Ma’rifat )
kepda Allah, sifat-sifatNya serta asmaNya. Allah rasakan pula buat mereka
kelezatan cinta kasih dan Allah tunjukkan pula untuk mereka hakekat segala
sesuatu di bumi dan di langit. Solawat dan salam terhadap junjungan kita
Muhammad s.a.w penutup segala Nabi-nabi yang Ia ciptakan NUR MUHAMMAD itu dari
ZAT-NYA dan Ia ciptakan pula segala sesuatu itu daripada NUR MUHAMMAD itu.
Salawat dan salam pula untuk seluruh Sahabat Beliau sebagai Pimpinan Para
Auliya. Demikian juga selanjutnya solawat dan salam untuk para Tabi’in dan
Tabi’ittabi’in semoga kebaikan selalu buat mereka sampai Hari Pembalasan.”
MENJELASKAN
TENTANG HAL-HAL YANG BISA MERUSAKKAN DAN MENGGAGALKAN SESEORANG SAMPAI KEPADA
ALLAH S.W.T
Hendaklah
anda ketahui, bahwa yang terpenting, anda harus memelihara diri anda agar
jangan sampai jatuh ke lembah maksiat, maupun maksiat lahir ataupun batin
Begitu
juga hendaknya anda dpat melepaskan diri anada dari hal-hal yang dapt merusakkan
perjalanan cita-cita menuju keredaan Allah, atau yang dapat menggagalkan maksud
anda kearah yang dimaksud.
Hal-hal
yang dapat “merusakkan” perjalanan menuju Allah s.w.t. itu banyak sekali,
diantaranya :
a) KASAL
(Malas),
malas untuk mengerjakan ibadat kepada Allah s.w.t. padahal sebenarnya anda
dapat dan sanggup untuk melakukan ibadat tersebut.
b)
(Bimbang/lemah
pendirian), tidak memiliki tekad yang kuat karena terpengaruh oleh kehidupan
duniawi.
c) MALAL
(Pembosan),
cepat merasa jemu dan bosan untuk melaksanakan ibadah karena merasa terlalu
sering dilakukan, padahal tujuan belum juga tercapai.
Timbulnya
hal-hl tersebut di atas adalah disebabkan kurang kuatnya rasa keimanan, kurang
mantapnya keyakinan, dan banyk terpengaruh oleh hawanafsunya sendiri.
Selanjutnya
hala yang mengakibatkan “Gagalnya” untuk mencapai tujuan, antara lain SYIRIK
KHOFI (syirik tersembunyi) atau dengan kata lain timbul suatu tanggapan dalam
hatinya, bahwa golongannyalah yang paling benar yang paling diterima ibadahnya,
golongan lain di luar golongannya itu semua salah dan menyalahkan semua hukum
dan akidah yang tidak sesuai dengan golongannya, padahal mereka tidak berpegang
pada satu mas’af pun, dan beranggapan bahwa semua amal ibadah yang dia lakukan
adalah sepenuhnya dari kemampuannya sendiri, tidak dirasakannya dan
diyakininya, bahwa apa yang dilakukannya itu semua, pada Hakekatnya dari pada
Allah s.w.t.
Segala
sesuatu yang Allah ciptakan ini (Mahkluk) pada dasarnya/hakikatnya adalah
seakan-akan alat belaka dari Allah, namun Mahasuci Allah daripada memerlukan
alat.
Hal-hal
yang tergolong dalam syirik-khofi antara lain adalah sebagai berikut :
RIA’
(Memamerkan)
Sengaja
mempertontonkan, menampak-nampakkan ibadah atau amalnya kepada orang lain atau
ada suatu maksud tertentu “yang lain daripada Allah” misalnya beramal
semata-mata mengharapkan Sorga.
SUM’AH (Memperdengar-dengarkan)
Sengaja
menceritakan tentang amal ibadahnya kepada orang lain bahwa dia beramal dengan
ihklas karena Allah dengan suatu maksud agar orang lain memberikan pujian dan
sanjungan kepadanya.
UJUB
(Membanggakan diri)
Rasa
Hebat sendiri yang timbul dari dalam hatinya karena banyak amal ibadahnya,
tidak dia rasakan bahwa semua itu adalah semata-mata karena karunia dan Rahmat
Allah s.w.t.
ﺳﻘﻃ۱ۅله
ۅقوڧﻣﻊ۱ﻟﻌﺒﺎدة
(
Suqut awwaluhu wuquf ma’al-ibadah)
“Gugur
permulaannya karena terhenti pada ibadahnya semata-mata”
HAJBUN (Hijab/Dinding)
Dinding
yang dimaksud adalah karena terlena dan kagum atas keindahan amalnya, sehingga
tertahan pandangan hatinya (syuhudnya) kepada kekaguman itu semata-mata, atau
dengan kata lain, terpengaruh kepada keindahan amal ibadahnya sendiri, tidak
dirasakannya bahwa semua itu adalah karunia Allah s.w.t.
Oleh
sebab itu, agar anda dapat terlepas dari hal-hal/penyakit tersebut-hal mana
dapat membahayakan perjalanan anada,maka tidak ada jalan lain, kecuali
memantapkan pandangn batin (musyahadah) dengan penuh keyakinan, bahwa “segala
apapun yang terjadi pada hakekatnya/dasarnya adalah dari Allah
s.w.t.”sebagaimana yang akan diuraikan pada bagian berikut ini.
TAUHIDUL AF’AL
(Ke-Esaan
perbuatan)
Hendaklah
anda ketahui bahwa segala apapun juga yang terjadi didalam alam ini pada
hakekatnya adalah AF’AL (Perbuatan ) Allah s.w.t.
Yang
terjadi didalam alam ini dapat digolongkan pada 2 (dua) golongan :
a)
Baik pada bentuk (rupa) dan isi (hakekatnya) seperti Iman dan Taat.
b)
Jelek pada bentuk (rupa) namun baik pada pengertian isi (hakekat) seperti KUPUR
dan MAKSIAT. Dikatakan ini jelek pada bentuk karena adanya ketentuan
hukum/syara yang mengatakan demikian. Dikatakan baik pada pengertian isi
(hakekat) karena hal itu adalah suatu ketentuan dan perbuatan dari Allah Yang
Maha Baik.
Maka
“Kaifiyat” (cara) untuk melakukan pandangan (Syuhud/musyahadah) sebagaimana
dimaksudkan di atas ialah :
“Setiap
apapun yang disaksikan oleh mata hendaklah di tanggapi oleh hati, bahwa semua
itu adalah AF’AL (perbuatan) dari pada Allah s.w.t.”
Bila
ada sementara anggapan tentang ikut sertanya “ yang lain pada Allah” di dalam
proses kejadian sesuatu, maka hal tersebut tidak lain hanya dalam
pengertianmajazi (bayangan) bukan menurut pengertian hakiki.
Catatan :
Misalnya
si A bekerja untuk mencari makan dan/atau memberi makan anak-anaknya. Maka si A
tergolong dalam pengertian “yang lain dari pada Allah”dan juga dapat dianggap
“ikut serta dalam proses”memberi makan anaknya. Fungsi si A dalam
keterlibatannya ini hanya majaz (Bayangan) saja, bukan dalam arti hakiki.
Karena menurut pengertian hakiki yang memberi makan dan minum pada hakekatnya
ialah Allah, sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an S. As-Syu’ara ayat 79.
“DIALAH
ALLAH YANG MEMBERI MAKAN DAN MINUM KEPADAKU”
Segala
macam “perbuatan” (sikap atau laku) apakah perbuatan diri sendiri ataupun
perbuatn yang terjadi diluar dirinya, adalah termasuk dalam 2 macam pengertian.
Pengertian Pertama dinamakanMUBASYARAH dan pengertian ke dua dinamakanTAWALLUD.
Kedua macam pengertian ini tidak terpisah satu sama lain.
Contohnya adalah sebagai
berikut :
a)
Gerakan Pena ditangan seorang penulis, ini dinamakan MUBASYARAH (terpadu)
karena adanya“perpaduan” dua kemampuan kodrati yaitu kemampuankodrati gerak
tangan dan kemampuan kodrati gerak pena.
b) Gerakan batu yang lepas dari
tangan pelempar. Hal ini dinamakan TAWALLUD (terlahir) karena lahirnya gerakan
batu yang dilemparkan itu adalah kemampuan kodrati gerak tangan.
Namun
pada hakekatnya kedua macam pengertian itu (Mubasyarah dan Tawallud) adalah
af’al Allah s.w.t., didasarkan kepada dalil/nas Al Qur’an :
وﷲﺧﻠﻘﻜﻢوﻣﺎﺗﻌﻤﻠﯣن
(Wallahu
Kholaqakum wa maa ta’maluun)
Artinya
: Allah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu lakukan
Syekh
Sulaiman Al Jazuli r.a. menyebutkan dalam syarah/penjelasan Kitab Dala-ilul
Khairat bahwa apapun juga yang dilakukan oleh hamba, perkataan, tingkah laku,
gerak dan diam, namun semua itu sudah lebih dahulu pada Ilmu, Qodo dan
Qodar/Takdir Allah s.w.t.
Firman Allah di dalam Al Quran
:
وﻣﺎرﻣﻴﺖ
إذ رﻣﻴﺖ وﻟﻜنﷲ رﱉ
(Wa
ma ramaita idz ramaita walaakunnallahu ramaa)
Artinya
: Tidaklah Engkau yang melempar (Hai Muhammad) tetapi Allah-lah yang
melemparkan ketika Engkau melempar
ﻻﺣول
وﻻﻗوۃ١ﻻﺑﺎﷲ١ﻟﻌﻠﻲ١ﻟﻌﻆﻴﻢ
(La
haula wa la quwwata illaa Billahil’aliyyil azhiem)
Artinya
: Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan (daya dan kekuatan) Allah yang Maha
Tinggi dan Maha Agung
ﻻﺗﺘﺤﺮك
ذرۃإﻻﺑﺎءذنﷲ
Hadist
Rasulullah s.a.w.
(La
Tataharru dzarratun illaa bi idznillaahi)
Artinya
: Tidak bergerak satu zarrah juapun melainkan atas izin Allah.
Penjelasan :
”
ﻻ ” Lam lifA
Dalam
Ayat dan Hadist Rasullah tersebut diatas terdapat Alif Lam yang dinamakan Alif
Lam “Istigraqil Jinsiyah” yang artinya “La” (Tidak) atau (ketidak mampuan)
mahluk dalam pengertian yang sebenar-benarnya, bukan pengertian majas yang bisa
berubah ataupun diberi pengertian yang berbeda. Alif lam tersebut (Qadim)
mutlak adalah hanya Allah yang Maha berkehendak, Maha memberi Gerak, Maha
Berkuasa atas apapun, dalam artian, manusia atau mahluk tak dapat melakukan
apapun, kecuali atas kehendak Allah atas mahluknya, jadi gerak dan diamnya
seluruh mahluk dan alam semesta ini terlebih dahulu telah berada pada ketentuan
Qadar/Qadanya Allah, maka sesungguhnya yang di maksud usaha ataupun ihktiar
pada mahluk (manusia) tak lain adalah datangnya dari ketentuan Allah juga,
bukan atas kehendak mahluk (manusia) nya itu sendiri.
Atas
pandangan tersebut (musyahadah) inilah, maka Rasulullah s.a.w. tidak mendoakan
kehancuran bagi kaumnya yang telah menyakiti Beliau.
Catatan
:
Bermacam
macam hinaan, cacian, bahkan siksaan yang dilancarkan oleh golongan Jahiliyah
kepada Rasullullah s.a.w. namun beliau balas dengan doa :
۱ﻟﻠﻬﻢ۱ﻫﺪﻗﻮﻣﻲٳﻧﻬﻢﻻﯾﻌﻠﻤﻮن
(Allahummah
diiqaumi innahum la ya’lamuun)
Artinya
: “Ya Allah, Tunjukilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui”
Apabila
anda tetap selalu atas pandangan (Musyahadah) Tauhidul Af’al dengan penuh yakin
(Tahkik) maka terlepaslah anda dari pada penyakit dan bahaya Syirik Khofi
sebagaimana tersebut diatas.
Sehingga
akhirnya anda dapat menyaksikan dengan jelas bahwa ygang berupa UJUD MAJASI
(Ujud bayangan) ini lenyap dan hilang sirna, dengan nyatanya NUR UJUDULLAH yang
hakiki.
Apalah
artinya cahaya pelita yang dinyalakan disiang hari, dibandingkan dengan cahaya
mentari yang cerah memancar.
Apabila
secara terus menerus anda melati dengan pandangan/musyahadah demikian sedikit
demi sedikit dengan tidak tercampur baur antara pandngan lahir dan pandangan
batin, maka sampailah anda pad suatu “Maqom (Tingkatan)” yang dinamakan MAQOM
WIHDATUL AF’AL.
Pada
tingkatan ini, berarti Fana (lenyap) segala perbuatan mahluk-perbuatana anda
sendiri ataupun perbuatan yang lain dari anda – karena “nyatanya” perbuatan
Allah Yang Maha Hebat.
Comments
Post a Comment